Sahabat KAPMI yang Allah rahmati. Dalam kehidupan ini
selalu ada hitam maupun putih. Suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Dimana ada kebaikan pastilah ada kejahatan. Sesungguhnya kejahatan itu dampak
dari ketidak hadiranya kebaikan. Dan itulah fitrah yang telah Allah tetapkan
bagi hamba-hambanya.
Allah SWT berfirman “ Maka
Dia (Allah) mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaan. Sungguh
beruntung bagi orang yang menyucikanya. Dan merugi bagi orang yang mengotorinya”[1]
Sejatinya setiap perbuatan baik tak selalu mendapatkan
respon positif. Dalam perjalananya selalu saja ada aral dan rintangan yang
menghadang. Layaknya Sayid Al-Qhutub yang dipenjara karena dakwahnya, layaknya
Hasan Al-Banna karena gerakan Ikhwanul
Musliminya, layaknya Rasulullah SAW yang selalu dihina, difitnah, dan
dimaki karena mengajarkan agama yang hak kepada seluruh penduduk jahili. Memang
seperti itluah fitrahnya kebenaran sedikit orang yang menggengamnya namun
banyak orang yang membencinya.
Sulit memang memegang prinsip kebenaran namun karena
sedikit maka Allah tidak hitung-hitung untuk membalas setiap hambanya yang
membela agamnya dengan syurga. Seperti para pendahulu kita mereka sedikit
sekali bersenda gurau, hidupnya penuh dengan manfaat, dan waktunya digunakan untuk
dakwah.
Sengsara memang, namun keteguhan iman dan takwa yang
membuatnya ringan. Kecintaan mereka terhadap Allah mengalahkan segalanya. Walau
badai menghadang, walau seribu pedang mencabik-cabik dada, walau petir menerpa
tubuh yang renta. Semua itu hanyalah garam dalam sayur, pemanis dalam kue.
Kebaikan maupun keburukan adalah sebuah keniscayaan.
Tugas kita adalah berikhtiar untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran. Urusan
menghilangkan keburukan biarlah Allah yang mengatur karena hakikatnya hati
hanya Allah yang dapat mengubahnya.
0 komentar:
Posting Komentar