Jalan Lurus Tak Selamanya Mulus

on Minggu, 27 Desember 2015
Alhamdulillah dimalam yang damai ini Allah masih memberikan penulis kesempatan untuk menghirup udara yang segar dan agar penulis dapat memperbaiki amalan-amalan yang telah diperbuat,

Sahabat KAPMI yang Allah rahmati. Dalam kehidupan ini selalu ada hitam maupun putih. Suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Dimana ada kebaikan pastilah ada kejahatan. Sesungguhnya kejahatan itu dampak dari ketidak hadiranya kebaikan. Dan itulah fitrah yang telah Allah tetapkan bagi hamba-hambanya.
           
Allah SWT berfirman “ Maka Dia (Allah) mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaan. Sungguh beruntung bagi orang yang menyucikanya. Dan merugi bagi orang yang mengotorinya[1]
            
Sejatinya setiap perbuatan baik tak selalu mendapatkan respon positif. Dalam perjalananya selalu saja ada aral dan rintangan yang menghadang. Layaknya Sayid Al-Qhutub yang dipenjara karena dakwahnya, layaknya Hasan Al-Banna karena gerakan Ikhwanul Musliminya, layaknya Rasulullah SAW yang selalu dihina, difitnah, dan dimaki karena mengajarkan agama yang hak kepada seluruh penduduk jahili. Memang seperti itluah fitrahnya kebenaran sedikit orang yang menggengamnya namun banyak orang yang  membencinya.
            
Sulit memang memegang prinsip kebenaran namun karena sedikit maka Allah tidak hitung-hitung untuk membalas setiap hambanya yang membela agamnya dengan syurga. Seperti para pendahulu kita mereka sedikit sekali bersenda gurau, hidupnya penuh dengan manfaat, dan waktunya digunakan untuk dakwah.
            
Sengsara memang, namun keteguhan iman dan takwa yang membuatnya ringan. Kecintaan mereka terhadap Allah mengalahkan segalanya. Walau badai menghadang, walau seribu pedang mencabik-cabik dada, walau petir menerpa tubuh yang renta. Semua itu hanyalah garam dalam sayur, pemanis dalam kue.
           
Kebaikan maupun keburukan adalah sebuah keniscayaan. Tugas kita adalah berikhtiar untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran. Urusan menghilangkan keburukan biarlah Allah yang mengatur karena hakikatnya hati hanya Allah yang dapat mengubahnya.



[1] QS As-Syams : 8 - 10

0 komentar:

Posting Komentar